Jadwal Imunisasi
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004* (* Revisi September 2003)
Vaksin
| Umur pemberian Imunisasi |
Bulan | Tahun |
Lhr | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 9 | 12 | 15 | 18 | 2 | 3 | 5 | 6 | 10 | 12 |
Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan) |
BCG | | | | | | | | | | | | | | | | | |
Hepatitis B | 1 | 2 | | | | | 3 | | | | | | | | | | |
Polio | 0 | | 1 | | 2 | | 3 | | | | 4 | | | 5 | | | |
DTP | | | 1 | | 2 | | 3 | | | | 4 | | | 5 | | |
6 dT atau TT
|
Campak | | | | | | | |
1
| | | | | | |
2
| | |
Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (Non PPI, dianjurkan) |
Hib | | | 1 | | 2 | | 3 | | | 4 | | | | | | |
MMR | | | | | | | | | | 1 | | | | | 2 | | |
Tifoid | | | | | | | | | | | | Ulangan, tiap 3 tahun |
Hepatitis A | | | | | | | | | | | | Diberikan 2x, interval 6 - 12bl |
Varisela | | | | | | | | | | | | | | | | |
Keterangan Jadwal Imunisasi IDAI, Periode 2004
Umur | Vaksin | Keterangan |
Saat lahir | Hepatitis B-1 Polio-0 |
- HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.
- Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain).
|
1 bulan | Hepatitis B-2 |
- Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
|
0-2 bulan | BCG |
- BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada umur >3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
|
2 bulan | DTP-1 Hib-1 Polio-1 |
- DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)
- Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.
- Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1
|
4 bulan | DTP-2 Hib-2 Polio-2 |
- DTP-2 (DTwP atau DTaP) dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T)
- Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2
- Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2
|
6 bulan | DTP-3 Hib-3 Polio-3 |
- DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T)
- Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan.
- Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3
|
6 bulan | Hepatitis B-3 |
- HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapat respons imun optimal interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
|
9 bulan | Campak-1 |
- Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan program BIAS pada SD kl 1, umur 6 tahun. Apabila telah mendapat MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan
|
15-18 bulan | MMR Hib-4 |
- Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapat imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bln
- Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).
|
18 bulan | DTP-4 Polio-4 |
- DTP-4 (DTwP atau DTaP) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.
- Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-5
|
2 tahun | Hepatitis A |
- Vaksin HepA direkomendasikan pada umur >2 tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan.
|
2-3 tahun | Tifoid |
- Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur >2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.
|
5 tahun | DTP-5 Polio-5 |
- DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)
- Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5
|
6 tahun | MMR |
- Diberikan untuk catch-up imunization pada anak yang belum mendapat MMR-1
|
10 tahun | dT/TT Varisela |
- Menjelang pubertas vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk mendapat imunitas selama 25 tahun.
- Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.
|
Salam untuk para dokter anak di indonesia. Saya mendapat email ini dari milis yg saya ikuti. Mudah2an para dokter dapat memberikan konfirmasi dan pencerahan atas pernyataan tersebut.
ReplyDeletepertanyaan saya apakah benar vaksin itu masih di dapati di indonesia. Jika masih, apakah dokter2 diindonesia tega merusak generasi dengan membiarkan vaksin2 tersebut masuk ke tubuh anak2 kita
Sent: 20 November 2007 18:07
To: Undisclosed- Recipient: ;
Subject: Fw: Vaksin penyebab Autis
Guys,
Just share untuk ibu/bapak, or kakek/nenek or sahabat-sahabat kita...
Ada yang terjangkit AUTIS...
Eh udah Gitu Bela dirinya ada orang yang mengKLAIM bahwa ini penyakit
GENETIC (BO'ONG BESAR). DAN ternyata sudah mulai
terungkap akibat VAKSIN yang mengandung Mercuri..... ..
GW udah CURIGA memang ada UPAYA-UPAYA Bangsa Tertentu yang meracuni BANGSA
LAin dengan RACUN-RACUN yang disembunyikan dalam OBAT-OBATAN. Ibarat VIRUS
KOMPUTER ..KOnsep Penyebarannya memang seperti TROJAN...
Mulai Sekarang berhati-hatilah, sepertinya PERANG BIO dan PERANG KIMIA sudah
mulai dilakukan Bangsa-Bangsa Yang memang
terlahir menjadi BANGSA FEODAL untuk meracuni BANGSA LAIN dengan cara-cara
yang sangat hina ini.
Vaksin penyebab Autis
Buat para Pasangan MUDA, oom dan tante yg punya keponakan atau bahkan calon
ibu, perlu nih dibaca ttg
autisme. Bisa di share kepada yang masih punya anak kecil supaya ber-hati2.
Setelah kesibukan yg menyita
waktu, baru sekarang saya bisa dapat waktu luang membaca buku "Children with
Starving Brains" karangan
Jaquelyn McCandless,MD yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Grasindo.
Ternyata buku yang saya
beli di toko buku Gramedia seharga Rp. 50,000, itu benar2 membuka mata saya,
dan sayang sekali baru
terbit setelah anak saya Joey (27 bln) didiagnosa mengidap Autisme Spectrum
Disorder.
Bagian satu, bab 3, dari buku itu benar-benar membuat saya menangis. Selama
6 bulan pertama hidupnya
(Agustus 2001 - Februari 2002), Joey memperoleh 3 kali suntikan vaksin
Hepatitis B, dan 3 kali suntikan
vaksin HiB. Menurut buku tersebut (halaman 54 - 55) ternyata 2 macam vaksin
yang diterima anak saya dalam
6 bulan pertama hidupnya itu positif mengandung zat pengawet Thimerosal ,
yang terdiri dari Etilmerkuri
yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder yang meledak
pada sejak awal tahun 1990 an.
Vaksin yang mengandung Thimerosal itu sendiri sudah dilarang di Amerika
sejak akhir tahun 2001. Alangkah
sedihnya saya, anak yang saya tunggu kehadirannya selama 6 tahun, dilahirkan
dan divaksinasi di sebuah
rumahsakit besar yang bagus, terkenal, dan mahal di Karawaci Tangerang,
dengan harapan memperoleh
treatment yang terbaik, ternyata malah "diracuni" oleh Mercuri dengan
selubung vaksinasi. Beruntung saya
masih bisa memberi ASI sampai sekarang, sehingga Joey tidak menderita
Autisme yang parah. Tetapi tetap saja,
sampai sekarang dia belum bicara , harus diet pantang gluten dan casein,
harus terapi ABA, Okupasi, dan
nampaknya harus dibarengi dengan diet supplemen yang keseluruhannya sangat
besar biayanya .
Melalui e-mail ini saya hanya ingin menghimbau para dokter anak di
Indonesia, para pejabat di Departemen
Kesehatan, tolonglah baca buku tersebut diatas itu, dan tolong musnahkan
semua vaksin yang masih
mengandung Thimerosal . Jangan sampai (dan bukan tidak mungkin sudah
terjadi) sisa stok yang tidak habis di
Amerika Serikat tersebut diekspor dengan harga murah ke Indonesia dan
dikampanyekan sampai ke
puskesmas-puskesmas seperti contohnya vaksin Hepatitis B, yang sekarang
sedang giat-giatnya dikampanyekan sampai ke
pedesaan. Kepada para orang tua dan calon orang tua, marilah kita bersikap
proaktif, dan assertif dengan
menolak vaksin yang mengandung Thimerosal tersebut, cobalah bernegosiasi
dengan dokter anak kita, minta
vaksin Hepatitis B dan HiB yang tidak mengandung Thimerosal. Juga tolong
e-mail ini diteruskan kepada
mereka yang akan menjadi orang tua, agar tidak mengalami nasib yang sama
seperti saya. Sekali lagi,
jangan sampai kita kehilangan satu generasi anak-anak penerus bangsa,
apalagi jika mereka datang dari
keluarga yang berpenghasilan rendah yang untuk makan saja sulit apalagi
untuk
membiayai biaya terapi supplemen, terapi ABA, Okupasi, dokter ahli Autisme
(yang daftar tunggunya sampai
berbulan-bulan) , yang besarnya sampai jutaan Rupiah per bulannya.
Terakhir, mohon doanya untuk Joey dan ratusan, bahkan ribuan teman-teman
senasibnya di Indonesia yang
sekarang sedang berjuang membebaskan diri dari belenggu Autisme.
"Let's share with others... Show them that WE care!"
mengapa imunisasi harus sesuai jadwal yang dianjurkan? bagaimana kalau terlambat atau terlalu cepat? tolong dijawab secara medis..
ReplyDeleteDok, kata dokter anak saya, sekarang ada jadwal imunisasi untuk periode 2007. Please update dong, dok... biar kita2 dapet info terbaru... thanks!
ReplyDeletepak dan bu dokter, tlg dong diperjelas, sebetulnya imunisasi HIB dan IPD itu perlu bangte ga sih? kok katanya malah bisa bikin meninggal??
ReplyDeleteJAdwal imunisasi terbaru bisa diliat di
ReplyDeletehttp://www.idai.or.id/jadwal.htm
Dok, mau nanya nih apakah diperbolehkan apabila kita memberikan imunisasi terlambat dari jadwal imunisasi bulan lalu?
ReplyDeletecth: imunisasi bulan lalu diberikan pada tgl 13 Mei 2009 dan imunisasi bulan ini baru akan diberikan pada tanggal 22 Juni 2009.
thanks atas balasannya ya..
Dok,saya mo nanya napa ya kalo sehabis di imunisasi bekasnya pada daerah disekitar bekas suntikan agak bengkak&kulitnya menjadi sedikit padat.Tolong ya dok di perjelas lagi,maklum isteri saya baru jadi ibu??!!
ReplyDelete