Pasalnya, ibu hamil yang mengalami sakit gigi kronis atau berat berisiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) karena pertumbuhannya terganggu, demikian menurut Heather Jaret, dari University of North Carolina di Chapel Hill, Amerika Serikat dalam presentasinya di Asosiasi Internasional untuk penelitian gigi. Sementara Dr. Steven Offenbacher, Direktur Center of Oral and Systemic Diseases di Universitas yang sama menjelaskan bahwa risiko tersebut sama kuatnya dengan risiko akibat merokok atau pemakaian alkohol.
Para ahli mencari hubungan antara penyaki di gusi dengan bayi beral lahir rendah, dengan melihat kejadian selama 5-6 tahun belakangan. Penelitian dilakukan dengan memeriksa kesehatan gigi dan mulut pada 850 wanita hamil, dengan usia dua puluh tahunan, sebelum usia kehamilan 26 minggu. Setelah itu diperiksa kembali dalam waktu 48 jam setelah persalinan.
Penelitian ini juga memperhitungkan kontrol dan berbagai risiko, seperti umur, status merokoknya serta persalinan dini yang pernah dialami sebelumnya.
Penelitian itu menemukan bahwa peningkatan risiko dari bayi berat lahir rendah dan hambatan pertumbuhan janin terlihat kurang jika gangguan di gigi dan gusi memang ringan. Risiko itu menjadi signifikan jika penyakit giginya lebih berat.
Hubungan langsung antara penyakit gusi dan gigi mempengaruhi bayi memang belum diketahui dengan jelas, namun diperkirakan hal ini berhubungan dengan adanya respons terhadap bengkaknya gusi. Juga belum ada penelitian untuk membuktikan bahwa perawatan penyakit pada gusi dapat mengurangi efek negatif pada janin. Sekalipun begitu, dengan penelitian ini sebaiknya kita lebih memperhatikan kesehatan mulut dan gigi selama kehamilan berlangsung.
Nah, jangan sepelekan keluhan gigi, sekalipun ’hanya’ gigi yang terasa nyeri atau berlubang...
Post a Comment Blogger Facebook