Hal-hal Unik yang Dipikirkan Balita

<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial;">Ini mungkin sudah menjadi pertanyaan rutin setiap Ibu. Setiap kali menatap dalam ke mata bayinya, sang Ibu akan bertanya: 'Apa sih yang kau pikirkan, nak? Susu? Bebek-bebekan? Atau apa?</span></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial;">Ternyata, menurut penulis buku 'The Philosophical Baby', Alison Gopnik, otak bayi bekerja lebih keras daripada yang kita bayangkan. </span></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="font-family: arial; text-align: center;"><img alt="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaMcY_51lCvo68QKWwm7a9lHl_rS8SdBW5Xr5XPmh5bsGhQc8s0gnuMSLUyWbbXR5uTPSoAZ4XlO2zyrySXHkftBCJuR6cRyNZdYAd3cVa7hp8ROTuRVEtDytHExP8kwPK1Scu/s1600/anak+berpikir.jpg" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaMcY_51lCvo68QKWwm7a9lHl_rS8SdBW5Xr5XPmh5bsGhQc8s0gnuMSLUyWbbXR5uTPSoAZ4XlO2zyrySXHkftBCJuR6cRyNZdYAd3cVa7hp8ROTuRVEtDytHExP8kwPK1Scu/s320/anak+berpikir.jpg" width="320" /></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial;">'Hingga sekitar 20 tahun yang lalu, para ilmuwan mengira bahwa bayi itu egosentris dan tidak logis,' ujar Gopnik. 'Namun kami menemukan bahwa, dalam banyak hal, bayi dan balita tahu, belajar dan berpengalaman lebih banyak bahkan dibandingkan orang dewasa!'</span></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial;">Seperti dilansir MSN Lifestyle, berikut beberapa temuan menarik Gopnik :</span></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-weight: bold;">1. Bayi sudah mengerti Anda sejak dini.</span></div><div style="font-family: arial; text-align: center;"><img alt="" border="0" height="212" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ8WGHKaC82AFSSHAiJgO9YIG2GRGNsmXaU_4b5NpNHFs_I3DF47A" width="320" /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial;">Selama ini orang menganggap bahwa anak-anak tidak akan bisa memahami pikiran orang lain hingga berusia tujuh tahun. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa mereka sudah mulai memahami sejak tujuh bulan.</span></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial;">'Bahkan bayi yang masih sangat kecil tahu bahwa orang memiliki keinginan dan tujuan,' ujar Gopnik. 'Ketika melihat Anda menggapai sebuah benda, bayi mengerti bahwa Anda ingin memegangnya.'</span></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-weight: bold;">2. Balita tahu bahwa teman khayalannya tidak nyata.</span></div><div style="font-family: arial; text-align: center;"><img alt="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTxzjNjluVs0YTdk-60HphRxNEoyV195ztZkPWvDTOpcjEV2azQDw" height="228" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTxzjNjluVs0YTdk-60HphRxNEoyV195ztZkPWvDTOpcjEV2azQDw" width="320" /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial;">Menurut Gopnik, hampir 70 persen anak-anak memiliki teman khayalan. Bersahabat dengan teman khayalan adalah cara mereka untuk memahami dunia. </span></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial;">'Pada usia tiga atau empat, anak-anak mengerti bahwa teman khayalannya tidak nyata,' kata Gopnik. 'Tapi untuk mencoba memahami orang lain, mereka mulai membayangkan kemungkinan bagaimana jika orang itu tingginya sepuluh kaki atau tidak terlihat orang lain.'</span></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-weight: bold;">3. Anak-anak butuh jawaban bak tanaman perlu air.</span></div><div style="font-family: arial; text-align: center;"><img alt="" border="0" height="264" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQh05Xdld8yBBnV3Pnw-qOx9q0fegQA4bkJXfTGuGtyW2zKzjiVNQ" width="320" /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial;">Ketika anak Anda terus-menerus bertanya: 'Mengapa, mengapa, mengapa?' dia sebenarnya bukan sedang berusaha untuk mengganggu Anda. Menurut Gopnik, anak memang tak tahan untuk tidak bertanya. </span></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial;">'Anak-anak terdorong untuk mencari tahu mengenai dunia sebanyak mungkin,' katanya. 'Untuk itulah mereka mendesak orang dewasa demi jawaban.'</span></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial;">Untuk itu, kuncinya adalah bersabar, beri mereka jawaban dan persiapkan diri untuk menghadapi hari-hari di mana Anda akan ditekan anak demi sebuah jawaban.<br /> <span style="font-size: 85%;"><a href="http://www.apakabardunia.com/2011/07/hal-unik-yang-dipikirkan-balita-anda.html"><br /> </a></span><br /> </span></div><div style="text-align: justify;"><img alt="" height="1" src="https://blogger.googleusercontent.com/tracker/888301447351303252-7155582533998889704?l=terselubung.blogspot.com" width="1" /></div><div style="text-align: justify;">lihat a<a href="http://wisbenbae.blogspot.com/2005/05/forum-wisbenbae.html">rtikel yg lebih menarik di sini !</a></div>

Hal-hal Unik yang Dipikirkan Balita

Ini mungkin sudah menjadi pertanyaan rutin setiap Ibu. Setiap kali menatap dalam ke mata bayinya, sang Ibu akan bertanya: 'Apa sih yang kau pikirkan, nak? Susu? Bebek-bebekan? Atau apa? Ternyata, me…

Read more »

Fakta Tentang Autisme

<div style="text-align: justify;">Suatu kelainan yang hingga sampai sekarang belum diketahui dengan pastinya penyebab dari penyakit ini. Ya, kelainan itu adalah "Autisme" atau dengan kata lainnya adalah suatu kelainan fisik dari perkembangan jiwa seorang anak pada masa tiga tahun pertama setelah dilahirkan. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: center;"><img border="0" src="http://nbnl.globalwhelming.com/wp-content/uploads/2011/03/jake-barnett-450x300.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Autisme menyebabkan seseorang yang menderitanya mengalami gangguan pada perkembangan kerja otaknya secara normal dalam kemampuan sosialitasnya dan juga kemampuannya dalam berkomunikasi dengan lawan bicaranya. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Penyebab, Faktor, dan Jenis Autisme </b></div><div style="text-align: justify;">Seorang pakar kesehatan, Neil K. Kaneshiro, MD., MHA., menyebutkan bahwa "Autisme adalah sebuah kondisi fisik yang berhubungan dengan kelainan secara biologis dan kinerja otak seseorang." </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Seorang bayi yang baru lahir tidak bisa divonis bahwa ia menderita autisme ketika lahir, karena kondisi ini hanya dapat diketahui ketika anak tersebut menginjak tahun kedua dalam hidupnya. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kebanyakan orang tua menganggap bahwa anaknya tersebut menderita autisme dikarenakan pemberian vaksin dan juga obat-obatan yang telah menyebabkan anaknya menderita kelainan tersebut. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Namun, beberapa studi tentang autisme menyebutkan bahwa hal tersebut tidak benar adanya. Bahkan, The American Academy of Pediatrics dan The Institute of Medicine (IOM) juga membenarkan bahwa seorang anak yang terjangkit autisme bukanlah dikarenakan pemberian vaksin dan obat-obatan lainnya. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi, autisme lebih dikarenakan oleh kelainan pada kromosom anak tersebut dan juga permasalahan yang terjadi pada sistem saraf (neurological) dan juga faktor genetik atau keturunan dari anak tersebut. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Terdapat pula sumber yang mengatakan bahwa ada kecurigaan yang menyebabkan seorang anak menderita kelainan autisme namun hal tersebut belum terbukti kebenarannya, yaitu diet, keracunan merkuri, ketidakmampuan tubuh dalam mengkonsumsi vitamin dan mineral tertentu, sensitif terhadap jenis vaksin tertentu. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: center;"><img border="0" src="http://www.wessels-ib-support.nl/imagedump/autisme.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan bukti yang ada, kebanyakan anak laki-laki yang menderita autisme dibandingkan dengan wanita dan terdapat beberapa jenis dari kelainan dalam perkembangan fisik dari seseorang itu sendiri, misalnya :</div><div style="text-align: justify;"><ol><li>Asperger syndrome, layaknya autisme, namun perkembangan bahasanya normal. </li> <li>Rett syndrome, berbeda dengan autisme, hanya dialami oleh wanita. </li> <li>Childhood disintegrative disorder, kondisi yang sangat langka dimana sang anak hanya dapat melatih kemampuan belajarnya hingga umur sepuluh tahun saja, setelah itu ia akan kehilangan kemampuan yang telah dipelajarinya. </li> <li>Pervasive developmental disoreder - not otherwise specified (PDD-NOS), yang disebut juga sebagai atypical autisme. </li> </ol></div><div style="text-align: justify;"><b><br /> </b></div><div style="text-align: justify;"><b>Gejala-gejalanya </b></div><div style="text-align: justify;">Kelainan autisme hanya dapat diketahui ketika anak tersebut telah berumur dua tahun dan kebanyakan dari penderita autisme akan bertingkah seakan-akan ia memiliki dunianya sendiri tanpa menyadari kehadiran orang lain. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya, kemampuan bicaranya yang lambat dari orang normal, tidak dapat diajak berbicara dalam waktu yang lama, tidak ada kontak mata dengan lawan bicara, selalu mengulang kata yang telah diucapkannya, dan juga kesulitan berkomunikasi baik secara verbal maupun non-verbal. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Seorang anak penderita autisme memiliki tingkat kesensitifitasan yang melebihi dari manusia normal, khususnya indra penglihatannya, pendengaran, sentuhan, penciuman, ataupun rasa. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Hal ini ditunjukkan ketika mereka merasa terganggu dengan suara berisik maka ia akan menutup kedua telinganya erat-erat. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Mereka lebih menyenangi suatu hal yang itu-itu saja, penderita autisme akan lebih fokus pada suatu hal saja misalkan ia suka akan musik, maka ia akan lebih cepat mempelajari hal yang berhubungan dengan musik saja. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Melakukan gerakan yang sama berulang kali, menunjukan sesuatu ketertarikan yang berlebihan pada suatu objek tertentu. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Autisme, Kekurangan atau Kelebihan?</b></div><div style="text-align: justify;">Mungkin kelainan autisme ini justru memberikan suatu kelebihan bagi sang penderitanya, hal ini terbukti dari kasus yang terjadi pada, Jacob Barnett, seorang anak yang berumur 12 tahun di Amerika yang dapat memecahkan teori "Big Bang" (teori konsep rumusan matematika yang sangatlah rumit), dan setelah dilakukan serangkaian tes ternyata ia memiliki IQ melebihi Albert Einstein (170). </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: center;"><img border="0" src="http://sundaytimes.lk/110327/images/Jacob-Barnett.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Jacob mengidap Aspergers syndrome, Kristine Barnett, ibu dari Jacob sempat heran ketika anaknya tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun hingga ia menginjak usia dua tahun. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Akibat kelainan yang dideritanya tersebut, Jacob menjadi pengajar di Universitas Indiana. Ia mengajar tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia matematika (kalkulus, aljebra, geometri, dan trigonometri) yang mungkin bagi kita sendiri pelajaran tersebut sangatlah membosankan sekali. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: center;"><img border="0" src="http://thautcast.com/drupal5/images/jacobb.png" /></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Tidak hanya itu saja, ia juga sedang mengembangkan teori relativitas dari Einstein saat ini.</div>

• 
• 
• 
• 

1. 1
2. 2
3. 3
4. 4

• Previous
• Next

Fakta Tentang Autisme

Suatu kelainan yang hingga sampai sekarang belum diketahui dengan pastinya penyebab dari penyakit ini. Ya, kelainan itu adalah "Autisme" atau dengan kata lainnya adalah suatu kelainan fisik dari perke…

Read more »

Jangan Suka Pukul Pantat Anak

<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><img border="0" src="http://ghiboo.com/assets/modules/article/images/big/spank-kids-square-400-4d26d78036a04.jpg" /></div><br /> ​ Memukul pantat anak menjadi hal umum yang sering dilakukan oleh para orangtua. Termasuk Anda, mungkin? Ada yang memukul dengan tangan kosong, menggunakan rotan, ikat pinggang, dan lain-lain. Bisa jadi Anda melakukan hal ini karena merasa, bahwa hal tersebut 'baik untuk anak (bisa menjadi pelajaran berharga)', namun mungkin juga Anda bermain tangan karena tidak bisa mengendalikan emosi yang meledak-ledak.<br /> <br /> Meski sudah kerap dilakukan oleh banyak orangtua, namun para ahli berpendapat bahwa memukul pantat anak adalah cara 'mendidik' yang tidak efektif. Anak hanya akan mendapatkan rasa takut ketika berhadapan dengan orangtuanya, bukan rasa hormat. Lebih lanjut, anak bukannya kemudian menyerap hal positif untuk memahami ajaran orangtua, tapi justru mendapat pemahaman akan hal negatif untuk 'sanggup berbohong' dan memutar otak 'bagaimana caranya agar tidak ketahuan'.<br /> <br /> Tidak hanya itu, menggunakan kekerasan seperti ini pun berbahaya, karena akan menimbulkan luka fisik seperti lebam, memar, atau bahkan luka sobek pada kulit si kecil. Bukan pengajaran yang akan tersampaikan, melainkan siksaan fisik.<br /> <br /> <div style="text-align: center;"> <img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwpprTcVrL2CV3DYcabCyzhyG3xJKnLkKEFVJwm9RiteId6NkErf7sqMD98B_lsWAfQhB6C7wt1TWziDdo644bOhI9jTVhqVRqLWH6DMMHJk8fey-zL3nqzyUJ7Eqr71p41-3Znw/s400/pantat.php" /></div><br /> Para ahli juga sedikit mengkhawatirkan perangai anak yang akan menjadi keras. Sepele sepertinya, tetapi pemukulan pantat yang terjadi di masa kecilnya akan mempengaruhi cara berpikir anak. Ia akan mengadopsi tindak kekerasan di masa mendatang. Apakah sempat terbersit di kepala Anda untuk memukul si kecil agar mau menuruti ajaran Anda, seperti dulu orangtua Anda berhasil mendidik dan membuat Anda menjadi anak penurut setelah dipukul? Well, kini Anda mempraktekkan hal yang sama kepada anak Anda. Seperti itu kira-kira polanya.<br /> <br /> Meski demikian, diakui oleh beberapa orangtua dalam sebuah situs parenting, bahwa mereka sanggup menghentikan kekonyolan dan kenakalan si kecil dengan memukul pantatnya. Syaratnya satu, jangan jadikan hal tersebut sebagai 'hukuman' rutin. Memukul pantat hanya dilakukan saat kenakalan sang buah hati sudah sangat keterlaluan. Semua ada batas dan konsekuensinya, anak harus bisa melihat dan mencerna hal tersebut. Meski demikian, jangan lupa menjelaskan secara baik-baik dan panjang lebar kepada si kecil, mengapa Anda memukul pantatnya. Berikan pendidikan yang 'seimbang'. Hal negatif yang Anda berikan harus dinetralisir dengan pendekatan personal, heart-to-heart talk.<br /> <br /> <div style="text-align: center;"> <img height="302" src="http://antosalafy.files.wordpress.com/2010/05/pukul-pantat-anak.jpg" width="400" /></div><br /> <br /> <a href="http://wisbenbae.blogspot.com/2005/05/forum-wisbenbae.html">Kirim Artikel anda yg lebih menarik di sini !</a></div>

• 
• 

1. 1
2. 2

• Previous
• Next

Jangan Suka Pukul Pantat Anak

​ Memukul pantat anak menjadi hal umum yang sering dilakukan oleh para orangtua. Termasuk Anda, mungkin? Ada yang memukul dengan tangan kosong, menggunakan rotan, ikat pinggang, dan lain-lain. Bisa j…

Read more »

Autisme, Suatu Penyakit Ataukah Kelebihan Pada Seseorang?

<a href="http://ruang-unikz.blogspot.com/2011/07/autisme-suatu-penyakit-ataukah.html"></a><br /> <br /> <center><span style="color: black; font-size: 130%;">Suatu kelainan yang hingga sampai sekarang belum diketahui dengan pastinya penyebab dari penyakit ini. Ya, kelainan itu adalah 'Autisme' atau dengan kata lainnya adalah suatu kelainan fisik dari perkembangan jiwa seorang anak pada masa tiga tahun pertama setelah dilahirkan.<br /> <br /> </span><div style="color: black; text-align: center;"><span style="font-size: 130%;"><img alt="http://nbnl.globalwhelming.com/wp-content/uploads/2011/03/jake-barnett-450x300.jpg" src="http://nbnl.globalwhelming.com/wp-content/uploads/2011/03/jake-barnett-450x300.jpg" style="height: 314px; width: 473px;" /></span></div><span style="color: black; font-size: 130%;"><br /> Autisme menyebabkan seseorang yang menderitanya mengalami gangguan pada perkembangan kerja otaknya secara normal dalam kemampuan sosialitasnya dan juga kemampuannya dalam berkomunikasi dengan lawan bicaranya.<br /> <br /> <br /> <span style="font-size: large;">Penyebab, Faktor, dan Jenis Autisme </span><br /> <br /> Seorang pakar kesehatan, Neil K. Kaneshiro, MD., MHA., menyebutkan bahwa 'Autisme adalah sebuah kondisi fisik yang berhubungan dengan kelainan secara biologis dan kinerja otak seseorang.'<br /> <br /> Seorang bayi yang baru lahir tidak bisa divonis bahwa ia menderita autisme ketika lahir, karena kondisi ini hanya dapat diketahui ketika anak tersebut menginjak tahun kedua dalam hidupnya.<br /> <br /> Kebanyakan orang tua menganggap bahwa anaknya tersebut menderita autisme dikarenakan pemberian vaksin dan juga obat-obatan yang telah menyebabkan anaknya menderita kelainan tersebut.<br /> <br /> Namun, beberapa studi tentang autisme menyebutkan bahwa hal tersebut tidak benar adanya. Bahkan, The American Academy of Pediatrics dan The Institute of Medicine (IOM) juga membenarkan bahwa seorang anak yang terjangkit autisme bukanlah dikarenakan pemberian vaksin dan obat-obatan lainnya.<br /> <br /> Akan tetapi, autisme lebih dikarenakan oleh kelainan pada kromosom anak tersebut dan juga permasalahan yang terjadi pada sistem saraf (neurological) dan juga faktor genetik atau keturunan dari anak tersebut.<br /> <br /> Terdapat pula sumber yang mengatakan bahwa ada kecurigaan yang menyebabkan seorang anak menderita kelainan autisme namun hal tersebut belum terbukti kebenarannya, yaitu diet, keracunan merkuri, ketidakmampuan tubuh dalam mengkonsumsi vitamin dan mineral tertentu, sensitif terhadap jenis vaksin tertentu.<br /> <br /> </span><div style="color: black; text-align: center;"><span style="font-size: 130%;"><img alt="http://www.wessels-ib-support.nl/imagedump/autisme.jpg" src="http://www.wessels-ib-support.nl/imagedump/autisme.jpg" style="height: 477px; width: 410px;" /></span></div><span style="color: black; font-size: 130%;"><br /> Berdasarkan bukti yang ada, kebanyakan anak laki-laki yang menderita autisme dibandingkan dengan wanita dan terdapat beberapa jenis dari kelainan dalam perkembangan fisik dari seseorang itu sendiri, misalnya :<br /> <br /> 1. Asperger syndrome, layaknya autisme, namun perkembangan bahasanya normal.<br /> <br /> 2. Rett syndrome, berbeda dengan autisme, hanya dialami oleh wanita.<br /> <br /> 3. Childhood disintegrative disorder, kondisi yang sangat langka dimana sang anak hanya dapat melatih kemampuan belajarnya hingga umur sepuluh tahun saja, setelah itu ia akan kehilangan kemampuan yang telah dipelajarinya.<br /> <br /> 4. Pervasive developmental disoreder - not otherwise specified (PDD-NOS), yang disebut juga sebagai atypical autisme.<br /> <br /> <br /> <span style="font-size: large;">Gejala-gejalanya </span><br /> <br /> Kelainan autisme hanya dapat diketahui ketika anak tersebut telah berumur dua tahun dan kebanyakan dari penderita autisme akan bertingkah seakan-akan ia memiliki dunianya sendiri tanpa menyadari kehadiran orang lain.<br /> <br /> Kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya, kemampuan bicaranya yang lambat dari orang normal, tidak dapat diajak berbicara dalam waktu yang lama, tidak ada kontak mata dengan lawan bicara, selalu mengulang kata yang telah diucapkannya, dan juga kesulitan berkomunikasi baik secara verbal maupun non-verbal.<br /> <br /> Seorang anak penderita autisme memiliki tingkat kesensitifitasan yang melebihi dari manusia normal, khususnya indra penglihatannya, pendengaran, sentuhan, penciuman, ataupun rasa.<br /> <br /> Hal ini ditunjukkan ketika mereka merasa terganggu dengan suara berisik maka ia akan menutup kedua telinganya erat-erat.<br /> <br /> Mereka lebih menyenangi suatu hal yang itu-itu saja, penderita autisme akan lebih fokus pada suatu hal saja misalkan ia suka akan musik, maka ia akan lebih cepat mempelajari hal yang berhubungan dengan musik saja.<br /> <br /> Melakukan gerakan yang sama berulang kali, menunjukan sesuatu ketertarikan yang berlebihan pada suatu objek tertentu.<br /> <br /> <br /> <span style="font-size: large;">Autisme, Kekurangan atau Kelebihan?</span><br /> <br /> Mungkin kelainan autisme ini justru memberikan suatu kelebihan bagi sang penderitanya, hal ini terbukti dari kasus yang terjadi pada, Jacob Barnett, seorang anak yang berumur 12 tahun di Amerika yang dapat memecahkan teori 'Big Bang' (teori konsep rumusan matematika yang sangatlah rumit), dan setelah dilakukan serangkaian tes ternyata ia memiliki IQ melebihi Albert Einstein (170).<br /> <br /> </span><div style="color: black; text-align: center;"><span style="font-size: 130%;"><img alt="http://sundaytimes.lk/110327/images/Jacob-Barnett.jpg" src="http://sundaytimes.lk/110327/images/Jacob-Barnett.jpg" style="height: 264px; width: 390px;" /></span></div><span style="color: black; font-size: 130%;"><br /> Jacob mengidap Aspergers syndrome, Kristine Barnett, ibu dari Jacob sempat heran ketika anaknya tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun hingga ia menginjak usia dua tahun.<br /> <br /> Akibat kelainan yang dideritanya tersebut, Jacob menjadi pengajar di Universitas Indiana. Ia mengajar tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia matematika (kalkulus, aljebra, geometri, dan trigonometri) yang mungkin bagi kita sendiri pelajaran tersebut sangatlah membosankan sekali.<br /> <br /> </span><div style="color: black; text-align: center;"><span style="font-size: 130%;"><img alt="http://thautcast.com/drupal5/images/jacobb.png" src="http://thautcast.com/drupal5/images/jacobb.png" style="height: 241px; width: 407px;" /></span></div><span style="color: black; font-size: 130%;"><br /> Tidak hanya itu saja, ia juga sedang mengembangkan teori relativitas dari Einstein saat ini.</span><br /> <a href="http://wisbenbae.blogspot.com/2005/05/forum-wisbenbae.html">Kirim Pertanyaan anda yg lebih menarik di sini !</a></center>

• 
• 
• 
• 

1. 1
2. 2
3. 3
4. 4

• Previous
• Next

Autisme, Suatu Penyakit Ataukah Kelebihan Pada Seseorang?

Suatu kelainan yang hingga sampai sekarang belum diketahui dengan pastinya penyebab dari penyakit ini. Ya, kelainan itu adalah 'Autisme' atau dengan kata lainnya adalah suatu kelainan fisik dari…

Read more »