Bayi-bayi yang disusui oleh ibunya akan tenang dan tidak mudah gelisah untuk waktu yang lama. Bahkan setelah mereka disapih mereka lebih kuat menghadapi situasi yang bisa membuat stres, misalnya perceraian orangtuanya. Demikian bukti ilmiah terbaru tentang manfaat ASI bagi bayi yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Disease in Childhood.

"Bayi yang disusui, tidak terlalu terpengaruh oleh perceraian atau perpisahan orangtuanya, mereka juga tidak mudah gelisah dan cemas," kata Dr Scott Montgomery, ahli epidemiologi di Karolinska Institute Swedia, seperti dikutip reuters.

ASI mengandung banyak nutrisi, hormon, enzim, untuk pertumbuhan dan kekebalan tubuh yang diturunkan ibunya ke bayi. Penelitian tersebut juga menunjukkan ASI mampu mengurangi infeksi, penyakit pernapasan dan diare pada bayi. Ibu yang menyusui bayinya juga bisa terhindar dari pendarahan setelah melahirkan. Montgomery dan timnya meneliti bagaimana bayi berusia 10 tahun yang diberi ASI dan yang diberi susu formula menghadapi stres akibat masalah perkawinan orangtuanya.

Sekitar 9000 bayi menjadi responden penelitian ini. Mereka dimonitor sejak lahir sampai masuk sekolah. Guru-guru di sekolah juga ditanyai tentang tingkat kegelisahan anak-anak tersebut dalam skala 0-50. Ternyata anak yang dulunya mendapat ASI bisa menghadapi masalah dan stres lebih baik dibandingkan yang tidak mendapat ASI. Tetapi para peneliti belum mengetahui kaitan antara ASI dengan tingkat kegelisahan. Menurut dugaan sementara, anak-anak yang disusui tidak mudah gelisah karena saat disusui mereka merasa mendapat kasih sayang orangtuanya, pelukan dan dekapan ibu saat menyusui juga menenangkan bayi. Selain itu menyusui juga berpengaruh terhadap perkembangan tubuh dalam merespon stres.


"Semakin kita pelajari tentang ASI, semakin banyak manfaat yang kita temukan. Menyusui bisa disebut sebagai salah satu hal penting dalam perkembangan manusia," kata Montgomery.

Bulan Agustus telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai bulan ASI Nasional. Sayangnya menurut data yang dikeluarkan Unicef hanya 14 persen bayi di Indonesia yang disusui secara esklusif oleh ibunya hingga usia 4 bulan.

Post a Comment Blogger

  1. Indonesia tidak memberikan perhatian yang semestinya kepada ibu menyusui di bandingkan dengan negara lain semisal Australia, sebagai contoh, di pusat2 perbelanjaan tidak terdapat ruangan khusus untuk ibu menyusui.

    ReplyDelete
  2. Iya, yang ada perhatian pada 'susu' yang lain...

    ReplyDelete
  3. iya.pemerintah harus lebih aktif nih.

    ReplyDelete
  4. menyusui adl aktivitas yang sgt membahagiakan. saya rela meninggalkan pekerjaan saya demi menyusui anak saya hingga usia 2 thn dan tidak pernah ada penyesalan sedikitpun walaupun byk orang yang menyayangkan keputusan saya tsb. dan bukti nyata sgt terlihat jelas bahwa asi adl makanan terbaik.

    ReplyDelete
  5. saya mempunyai kemenakan baru. dia ank pertama dari kakak saya.dia sering sekali menyusu karena anak laki-laki dan super usil.
    Kalau boleh saya ingin tahu "Kapan waktu terbaik memberikan makanan tambahan bagi bayi??"
    kalau ada yang punya info, harap kasih tau ke mail c_row_hany@yahoo.com
    terimakasih sebelumnya...

    ReplyDelete
  6. Saya kary/i tetap di salah satu bank pemerintah, tiap hari anakku yang skr berumur 8bulan dibawa kerja dr jam 7-5 sore..alhamdulillah, dg ASI eksklusif anakku ga pernah sakit (kalo pun sakit itu karena akan ada kepintaran baru untuknya)..bagi temen2 yang akan punya bayi, kuatkan dalam hati, kalo kita akan menyusui dengan ASI..insya Allah ASI akan melimpah..dan pasti ada jalan walo kita bekerja... untung pimpinanku bisa nrimo...

    ReplyDelete
  7. tadinya saya pikir juga tidak akan bisa memberi asi eksklusif karena jam kerja saya yang panjang, tapi puji tuhan sekarang baby saya sudah 7 bulan lebih dan masih asi eksklusif, jadwal pompa di kantor 3 kali sehari dan kalau malam diusahakan selain menyusui langsung juga dipompa 2 kali lagi, yang penting memang keteguhan hati untuk memberi yang terbaik untuk nya.

    ReplyDelete
  8. prihatin sekali melihat seorang 'bayi merah' minum susu botol. saya kerap melihatnya saat membawa anak saya kontrol/jadwal imunisasi di salah satu RS pemerintah. biasanya kaann.. regulasi ditetapkan oleh pemerintah, seharusnyalah RS Pemerintah secara otomatis menerapkan kebijakan/peraturan tsb dll. saya mengalami sendiri saat melahirkan puteri kedua kami. setelah lahir melalui operasi caesar, bayi saya tidak diletakkan didada saya, tidak ada Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang seharusnya dilakukan sesaat setelah bayi lahir. setelah saya dipindahkan ke ruang rawat, bayi saya juga tidak diberikan kepada saya agar disusui. sampai esok pagi, saya tanya ke perawat. dan jawabannya adalah: "ibu kan operasi, belum bisa bangun maupun memiringkan badan, belum bisa menyusui. anak ibu sudah dikasih susu botol kok, kasihan nangis karena haus".. OMG!!! pelanggaran 2 HAM telah dilakukan dengan sadar dan sengaja! Bersyukur sekali bayi saya saat usia 6 bulan sudah pandai menyusu asi, tidak berdecak-decak laghi saat menyusu. dan hingga saat ini berusia 16 bulan masih minum asi. bersyukur sekali pada saat anak pertama lahir kami bertemu jodoh dengan dokter spesialis anak dengan sertifikat konsultan lakstasi internasional/International Board Certified of Lactation Consultant (IBCLC). pengetahuan saya tentang laktasi, pentingnya asi, dasyatnya asi bagi bayi menjadi sangat luar biasa. mudah-mudahan kedua anak saya menjadi anak asi yang kuat, tumbuh sehat dan cerdas. begitu juga dengan bayi-bayi asi lainnya didunia ini, amin...

    ReplyDelete

 
Top