Tanya
Ada yang mau aku tanyakan. Bagaimana ya mengajarkan anak umur 4 tahun untuk tidak rebutan mainan sama teman-temannya ? Sebenarnya anakku sudah mengerti soal berbagi. Dengan anak yang lebih kecil cenderung mengalah, pengertian pokoknya. Tapi kalau sama per groups, kadang suka rebutan juga. Tidak selalu terkadang suka dipicu oleh temannya yang tiba-tiba ingin main mainan yang dipegangnya. Akhirnya rebutan. Bagaimana ya caranya memberi pengertian sama mereka? Peraturannya seperti apa yang biasanya ibu-ibu terapkan ke anak-anak? Aku biasanya bilang kalau temanmu sedang main dengan mainan tertentu, kamu harus menunggu sampai temanmu selesai bermain atau tanya ke temanmu kalau bisa bermain bersama. Nah kadang dia situasinya terbalik, temannya yang tidak sabar menunggu. Jadi, apa yang sebaiknya pengertian yang aku kasih ke anakku itu kalau kebetulan ada temannya yang mau mainan yang dipegang anakku. Karena akhirnya rebutan lagi. Jadi bagaimana mengajarkan soal berbagi yang baik? Jangan-jangan selama ini pengertianku salah. Tapi di sisi lain berbagi itu tidak berarti harus terus mengalah. Ada tips tidak bu? Terima kasih [DA]
Jawab
Aku pernah diskusi dengan temanku tentang hal ini. Dia punya saran yang menurutku menarik juga. Mainan yang hanya satu itu bisa dimainkan secara bergantian. Beri batas waktu untuk tiap anak, misalnya hanya boleh pegang 5 menit terus berikan ke kita dulu baru kemudian kita berikan ke temannya. Begitu terus sampai semua kebagian. Cara ini harus disosialisasikan terlebih dahulu pada anak-anak yang terlibat. Dengan begitu diharapkan bisa mengurangi keributan. Kenapa tidak langsung diberikan ke temannya, karena kalau begitu, si pemegang mainan nanti tidak rela untuk berbagi. Tapi kalau diberikan ke kita dulu, dia akan merasa, Ok saya akan bermain lebih dulu. Memang tidak bisa sekali langsung manjur ya, harus dibiasakan juga. Jadi setiap kali bermain dengan anak kita aturan ini berlaku, sehingga lama-lama anak akan memahami artinya berbagi. Mudah-mudahan membantu ya. [Ann]
Benar sekali, manjur di anak-anakku. Mereka jadi tahu berapa lama menunggu & berapa lama dia boleh main dengan benda itu. Ya, karena mereka masih kecil, masih belum ngeh juga 5 menit itu batasnya berapa, kita yang harus ingatkan. Tapi sedikit-sedikit mereka pada akhirnya mengerti, mungkin karena aku memang pakai patokan waktu itu untuk banyak proses negosiasi. Misalnya, ketika pulang sekolah anakku yang sulung tidak mau langsung makan, aku bilang oke, 5 menit lagi makannya (kadang dia nawar jadi 10 menit ;-)). Begitu juga kalau disuruh tidur siang, mandi, bereskan mainan, main sebelum tidur malam, dan lain-lain, pokoknya kalau dia tidak mau saat itu juga mengerjakan apa yang aku suruh, aku bilang 5 menit ya, sejauh ini dia setuju saja, alhamdulillah, jadi aku juga tidak stress [MM]
Wah, sama mbak MM, aku juga sering pakai metode 5 menit ini kalau tawar menawar sama Pasha. Malah kadang dianya sendiri yang suka begitu ke aku. Misalnya, kita mau pergi, terus dia mau main ke rumah kakak iparku di sebelah, kalau aku bilang jangan, pasti dia bilang, 5 menit saja mah..padahal dia juga belum tahu 5 menit itu berapa lama. Tapi kalau soal berbagi mainan, aku malah tidak pernah pakai cara batas waktu seperti itu. Kalau buat anakku yang besar, lebih manjur diomongi baik-baik, soalnya dia gengsinya tinggi sekali, kalau terlalu diatur atau dipaksa malah tambah kekeh sama pendiriannya. Misalnya, kalau dia lagi pelit, tidak mau berbagi mainan, aku bilang, kalau sekarang kamu tidak mau pinjamkan mainan kamu, nanti lain kali kalau Sasi punya mainan baru, kamu tidak dipinjami juga lho... Nah, secara dia paling senang melihat mainan baru, khawatir juga bakal tidak dipinjamkan, jadi, biasanya pada akhirnya dia dengan sukarela meminjamkan mainannya [Rn]
Post a Comment Blogger Facebook